Jangan Pernah Berkata “Kalo Saja..”

Beberapa hari lalu saat perjalanan ke kantor, seperti biasa saya mendengarkan radio Fajri FM yang menyajikan ceramah agama. Mendengarkan ceramah atau orang mengaji saat diperjalanan seperti itu rasanya lebih adem dibandingkan kalo kita dengar musik hingar bingar. Apalagi kalo pas pulang kantor, sekitar jam 8-an malam lewat. Di luar gelap, hujan deras pula, mobil melaju kencang. Hati yang rada ketar-ketir (selamat apa tidak sampai rumah?) rada tenang dengan iringan ceramah atau pengajian tersebut.

Nah tema ceramah pagi itu adalah larangan berkata “kalau saja…”. Saya ga akan ceritakan semua isi ceramah itu disini. Tapi yang jelas intinya, kita tidak boleh mengatakan “kalau saja…” terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung. Pendeknya gini, kita kan kadang mau melakukan sesuatu tapi terus ga jadi, dan malah melakukan hal lain. Nah, saat melakukan hal lain itu ternyata kita mengalami musibah/kesulitan, lantas kita kadang bilang “kalau saja kita tak melakukan ini, pasti kita ga akan kena musibah ini!” atau ” coba tadi kita pergi lewat jalan sana, mungkin kita ga akan terjebak macet!” dsb.

Itu namanya kita berusaha mengingkari takdir. Yah, kalo tadinya kita mau ambil A terus malah ambil B dan dapat musibah, berarti itu memang takdir kita harus di B. Bukan lantas, seandainya kita ambil A maka ga dapat musibah.

Jujur, saya sering bilang kayak gitu. Sering banget! Paling sering urusan transportasi berangkat ke kantor. Kan aku dan suami suka ketinggalan kereta atau kejebak macet gara2 berangkat telat. Terus aku/suami sering bilang “tuh’ kan mama/papa..coba kalo tadi bangunnya pagi, kita pasti ga terjebak macet atau kita mungkin ga kebagian kereta yang mogok ini!”….eits…sapa yg bisa duga, sapa tau kalopun kami berangkat pagi tetap kena kereta mogok atau malah lebih parah dari itu? ya kan?

So..berhentilah mengatakan “kalo saja…dan sejenisnya”.

Thanks for your nice comments!